Proses metalurgi powder metal
TUGAS BESAR MATERIAL TEKNIK
PROSES
METALURGI
SERBUK
METAL (POWDER METAL)
Disusun oleh :
Priyangga Arya Sadewa 112120213
TI-36-06
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami semua sehingga dapat mengerjakan tugas besar Material
Teknik dengan judul Proses Metalurgi Serbuk Metal (Powder Metal) dengan baik dan lancar. Serta kami ucapkan terimakasih
kepada orang tua kami yang telah mendukung dalam pengerjaan tugas besar ini,
dosen pembimbing kami Bapak Sunaryo yang telah setia memberi bimbingan dan
masukan dalam pengerjaan tugas besar.
Kami mengharapkan dengan makalah ini pembaca mampu memahami
Proses Metalurgi Serbuk Metal (Powder
Metal) dalam kasus setiap hari. Dalam pengerjaan tugas besar ini kami
sebagai penulis mempunyai tantangan dan kesulitan tersendiri dalam pengerjaan tugas
besar ini. Namun berkat doa dan dukungan dari orang-orang tersayang kami
akhirnya tugas besar ini sudah lancar dan baik.penulis menyadari bahwa tugas
besar ini tidak luput dari kesalahan maupun kekurangan.
Dengan makalah yang sesingkat dan sejelas ini semoga
bermanfaat bagi semua yang membacanya. kami berharap dari pembaca dapat
memberikan kritik dan saran kepada kami dalam pengerjaan tugas besar sehingga
dapat meningkatkan dalam pengerjaan tugas besar selanjutnya. sebelumnya kami
minta maaf kalau ada pemilihan kata-kata tidak sempurna dari kami dan kami juga
ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat dalam pengerjaan
tugas besar ini.
Wassalamsalammu'alaikum wr.wb
Bandung, Desember 2013
Priyangga Arya S
BAB I PENDAHULUAN
Serbuk metal saat ini banyak di gunakan
di berbagai bahan untuk pembuatan sebuah komponen seperti gera roda, cicin piston,gear,
alat bedah dan lain - lain, karena serbuk metal mudah dibentuk maupun dicetak.
Metalurgi serbuk merupakan salah satu
teknik produksi dengan menggunakan serbuk sebagai material awal sebelum proses
pembentukan. Proses metalurgi serbuk adalah merupakan proses pembuatan produk
dengan menggunakan bahan dasar dengan bentuk serbuk yang kemudian di sinter
yaitu proses konsolidasi serbuk pada temperatur tinggi yang di dalamnya
termasuk juga proses penekanan atau kompaksi. Sehingga partikel-partikel logam
memadu karena mekanisme transportasi massa akibat difusi atom antar permukaan
partikel. Metode metalurgi serbuk memberikan kontrol yang teliti terhadap
komposisi dan penggunaan campuran yang tidak dapat difabrikasi dengan proses
lain. Sebagai ukuran ditentukan oleh cetakan dan penyelesaian akhir (finishing
touch). Proses ini pertama digunakan oleh orang Mesir sekitar 3000 SM untuk
membuat peralatan besi. Salah satu alat modern pertama yang digunakan adalah
pada awal tahun 1900-an untuk membuat kawat pijar tungsten untuk bohlam lampu
pijar.
Logam yang paling umum digunakan dalam
powder metal adalah besi, alumunium, tembaga, timah, nikel, titanium dan logam
tahan panas. Untuk bagian yang dibuat dari kuningan, perunggu, baja dan baja
tahan karat, campuran serbuk yang digunakan, dimana masing-masing bagiannya
adalah campuran. Sumber logam biasanya dari logam padat dan campuran, bijih,
garam dan campuran lainnya.
Langkah-langkah dasar pada powder metallurgy
adalah pembuatan serbuk, mixing, compaction, sintering, finishing.
BAB II ISI
II.
1 Metalurgi Serbuk (Powder
Metallurgy)
Metalurgi serbuk merupakan
proses pembentukan benda kerja komersial dari logam dimana logam dihancurkan
dahulu berupa tepung, kemudian tepung tersebut ditekan di dalam cetakan (mold)
dan dipanaskan di bawah temperatur leleh serbuk sehingga terbentuk benda kerja.
Sehingga partikel-partikel logam memadu karena mekanisme transportasi massa
akibat difusi atom antar permukaan partikel. Metode metalurgi serbuk memberikan
kontrol yang teliti terhadap komposisi dan penggunaan campuran yang tidak dapat
difabrikasi dengan proses lain. Sebagai ukuran ditentukan oleh cetakan dan
penyelesaian akhir (finishing touch).
Langkah-langkah dasar pada
powder metallurgy:
1. Pembuatan Serbuk.
2. Mixing.
3. Compaction.
4. Sintering.
5. Finishing.
II.1.1. Pembuatan Serbuk
Serbuk untuk produk tertentu
harus dipilih dengan teliti agar terjamin sutu proses pembentukan yang ekonomis
dan diperoleh sifat-sifat yang diinginkan untuk produk akhirnya. Bila hanya digunakan satu jenis serbuk dengan sebaran ukuran
partikel yang tepat, biasanya tidak diperlukan pencampuran lagi sebelum proses
penekanan. Kadang-kadang berbagai ukuran partikel serbuk dicampurkan dengan
tujuan untuk merubah beberapa karakteristik tertentu seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya mampu alir dan berat jenis, umumnya serbuk yang ada di
pasar mempunyai sebaran ukuran partikel yang memadai. Pencampuran akan sangat
penting bila menggunakan campuran serbuk, atau bila ditambahkan serbuk bukan
logam.Pencampuran serbuk harus dilakukan di liungkungan tertentu untuk mencegah
terjadinya oksida atau kecacatan. Hampir semua jenis serbuk memerlukan pelumas
pada proses pembentukan untuk mengurangi gesekan pada dinding cetakan serta
untuk memudahkan pengeluaran. Meskipun penambahan pelumas menyebakan
peningkatan porositas namun sebenarnya fungsi pelumas dimaksudkan untuk
meningjkatkan tingkat produksi tang banyak digunakan pada mesin peres dengahn
pengumpan otomatik. Pelumas tersebut antara lain adalah asam stearik, lithium
stearat dan serbuk grafit.
Ada beberapa cara
dalam pembuatan serbuk antara lain: decomposition,
electrolytic deposition, atomization of liquid metals, mechanical processing of
solid materials.
a. Decomposition.
Tterjadi pada
material yang berisikan elemen logam. Material akan menguraikan/memisahkan
elemen-elemennya jika dipanaskan pada temperature yang cukup tinggi. Proses ini
melibatkan dua reaktan, yaitu senyawa metal dan reducing agent. Kedua reaktan mungkin berwujud solid, liquid, atau
gas.
b. Atomization of Liquid Metals.
Material cair
dapat dijadikan powder (serbuk) dengan cara menuangkan material cair dilewatan
pada nozzel yang dialiri air bertekanan, sehingga terbentuk butiran
kecil-kecil.
c. Electrolytic Deposition.
Pembuatan serbuk
dengan cara proses elektrolisis yang biasanya menghasilkan serbuk yang sangat
reaktif dan brittle. Untuk itu material hasil electrolytic deposition perlu
diberikan perlakuan annealing khusus. Bentuk butiran yang dihasilkan oleh
electolitic deposits berbentuk dendritik.
d. Mechanical Processing of Solid
Materials.
Pembuatan serbuk
dengan cara menghancurkan material dengan ball milling. Material yang dibuat
dengan mechanical processing harus material yang mudah retak seperti logam
murni, bismuth, antimony, paduan logam yang relative keras dan britlle, dan
keramik.
Dari sekian proses
pembuatan serbuk, proses yang banyak dipakai adalah proses atomisasi.
Gambar II.1 :
Proses Atomisasi
(a)
Water or gas atomization; (b) Centrifugal atomization; (c) Rotating electrode
Proses pembuatan serbuk bisa di kategorikan
melalui tiga macam cara yaitu : secara fisik, secara kimiawi, dan secara
mekanik. Pembuatan serbuk secara fisik dapat diibaratkan sebagai proses
atomisasi yaitu proses perusakan arus logam cair yang disemprot dengan bahan
pendingin yang dalam hal ini dapat berupa cairan atau gas sehingga logam cair
berubah menjadi tetesan padat yang berbentuk butiran. Sedangkan pembuatan
serbuk dengan cara kimia melibatkan banyak reaksi dekomposisi kimia terhadap
senyawa logam ini juga termasuk reaksi reduksi didalamnya. Pembuatan serbuk
secara mekanik secara umum dapat dilakukan pada logam – logam yang bersifat
getas sehingga mudah dihancurkan dengan diberikan gaya tekan dan dijadikan
serbuk.
II.1.2 Sifat-Sifat Khusus Serbuk Logam
1. Ukuran Partikel
Metoda untuk
menentukan ukuran partikel antara lain dengan pengayakan atau pengukuran
mikroskopik. Kehalusan berkaitan erat dengan ukuran butir, faktor ini
berhubungan dengan luas kontak antar permukaan, butir kecil mempunyai porositas
yang kecil dan luas kotak antar permukaan besar sehingga difusi antar permukaan
juga semakin besar dan kompaktibilitas juga tinggi.
2. Distribusi Ukuran Dan Mampu Alir
Dengan distribusi
ukuran partikel ditentukan jumlah partikel dari ukuran standar dalam serbuk
tersebut. Pengaruh distribusi terhadap mampu alir dan porositas produk cukup
besar Mampu alir merupakan karakteristik yang menggambarkan alir serbuk dan
kemampuan memenuhi ruang cetak.
3. Sifat Kimia
Terutama
menyangkut kemurnian serbuk, jumlah oksida yang diperbolehkan dan kadar elemen
lainnya. Pada metalurgi serbuk diharapkan tidak terjadi reaksi kimia antara
matrik dan penguat.
4. Kompresibilitas
Kompresibilitas adalah
perbandingan volum serbuk dengan volum benda yang ditekan. Nilai ini
berbeda-beda dan dipengaruhi oleh distribusi ukuran dan bentuk butir, kekuatan
tekan tergantung pada kompresibilitas.
5. Kemampuan sinter
Sinter adalah
proses pengikatan partikel melalui proses penekanan dengan cara dipanaskan
0.7-0.9 dari titik lelehnya.
II.2 Pencampuran
serbuk (Mixing)
Pencampuran serbuk dapat
dilakukan dengan mencampurkan logam yang berbeda dan material-material lain
untuk memberikan sifat fisik dan mekanik yang lebih baik. Pencampuran dapat
dilakukan dengan proses kering (dry
mixing) dan proses basah (wet mixing).
Pelumas (lubricant) mungkin
ditambahkan untuk meningkatkan sifat powders flow. Binders ditambahkan untuk
meningkatkan green strenghtnya seperti wax atau polimer termoplastik.
Serbuk dari logam yang berbeda dan
bahan yang berbeda dapat dicampur dengan tujuan untuk memberikan sifat fisik dan
mekanik khusus pada produk. Campuran yang tepat adalah mementingkan untuk memastikan keseragaman sifat mekanis di
seluruh bagian. Bahkan ketika satu logam yang digunakan, serbuk dapat beragam
dalam ukuran dan bentuknya, karenan harus dicampur untuk mendapatkan
keseragaman dari bagian ke bagian. Campuran serbuk harus berdasarkan keadaan
yang dikendalikan dengan tujuan untuk menghindari kontaminasi atau kemerosotan.
Kemerosotan disebabkan dengan campuran yang terlalu banyak, yang dapat mengubah
bentuk partikel. Serbuk dapat dicampur dalam udara dengan kelembaman atmosfir
(untuk menghindari oksidasi), atau dalam cairan.
II.3 Compaction
(Powder consolidation)
Compaction adalah
salah satu cara untuk memadatkan serbuk menjadi bentuk yang diinginkan.
Tujuan pemadatan adalah untuk
mendapatkan bentuk yang diperlukan, densitas dan hubungan partikel ke partikel
dan untuk emmbuat bagiannya sangat kuat untuk proses selanjutnya. Serbuk
(feedstock) diberikan kedalam cetakan dengan aliran dan diatas penurunan pada
cetakan. Tekanan yang digunakan ditekan secara hidraulis atau mekanis, dan
proses biasanya dilakukan pada suhu ruang, walaupun dapat dilakukan pada suhu
tinggi. Terdapat beberapa metode penekanan, diantaranya, penekanan
dingin (cold compaction) dan
penekanan panas (hot compaction). Cold compaction yaitu memadatkan serbuk
pada tempetatur ruang dengan 100-900 Mpa untuk menghasilkan green body.
Proses cold pressing terdapat beberapa macam
antara lain:
1. Die Pressing : penekanan yang
dilakukan pada cetakan yang berisi serbuk
2. Cold isotactic pressing : penekanan pada serbuk pada
temperature kamar yang memiliki tekanan yang sama dari setiap arah.
3. Rolling : penekanan pada serbuk
metal dengan memakai rolling mill.
Gambar 2.2 Pressing
Penekanan terhadap serbuk dilakukan agar serbuk dapat
menempel satu dengan lainnya sebelum ditingkatkan ikatannya dengan proses
sintering. Dalam proses pembuatan suatu paduan dengan metode metalurgi serbuk,
terikatnya serbuk sebagai akibat adanya interlocking antar permukaan, interaksi
adesi-kohesi, dan difusi antar permukaan. Untuk yang terakhir ini (difusi)
dapat terjadi pada saat dilakukan proses sintering. Bentuk benda yang
dikeluarkan dari pressing disebut bahan kompak mentah, telah menyerupai produk
akhir, akan tetapi kekuatannya masih rendah. Kekuatan akhir bahan diperoleh
setelah proses sintering.
II.4. Sintering
Sintering adalah salah satu tahapan metodologi
yang sangat penting dalam ilmu bahan, terutama untuk bahan keramik. Selama
sintering terdapat dua fenomena utama, yaitu pertama adalah penyusutan (shrinkage) yaitu proses
eliminasi porositas dan yang kedua adalah
pertumbuhan butiran. Fenomena yang pertama dominan selama pemadatan belum
mencapai kejenuhan, sedang kedua akan dominan setelah pemadatan mencapai
kejenuhan. Parameter sintering diantaranya adalah temperatur, waktu penahanan, kecepatan pendinginan, kecepatan
pemanasan dan atmosfir.
Sintering biasanya digunakan pada sampel pada temperatur tinggi. Dalam
terminologi teknik istilah sintering digunakan untuk menyatakan fenomena yang
terjadi pada produk bahan, padat dibuat dari bubuk, baik logam / non logam.
Sebuah kumpulan partikel dengan ukuran yang tepat (biasanya diameter beberapa
mikro atau lebih kecil) dipanaskan sampai suhu antara ½ dan ¾ titik leleh, ini
dalam orde menit selama perlakuan ini partikel-partikel tergabung bersama-sama.
Dari segi cairan, sintering
dapat menjadi dua, yaitu sintering fasa padat dan sintering fasa cair.
Sintering dengan fasa padat adalah sintering yang dilaksanakan pada suatu
temperatur yang telah ditentukan, dimana dalam bahan semuanya tetap dalam fasa
padat. Proses penghilagan porositas dilakukan melalui transport massa. Jika dua
partikel digabung dan dipanaskan pada suhu tertentu, dua partikel ini akan
berikatan bersama-sama dan akan membentuk neck. Pertumbuhan disebabkan oleh
transport yang meliputi evaporasi, kondensasi, difusi. Lingkungan sangat berpengaruh karena bahan mentah terdiri dari
partikel kecil yang mempunyai daerah permukaan yang luas. Oleh karena itu
lingkungan harus terdiri dari gas reduksi atau nitrogen untuk mencegah
terbantuknya lapisan oksida pada permukaan selama proses sinter.
Pemanasan kompak mentah sampai temperatur tinggi disebut
sinter. Pada proses sinter, benda padat terjadi karena terbentuk ikatan-ikatan.
Panas menyebabkan bersatunya partikel dan efektivitas reaksi tegangan permukaan
meningkat. Dengan kata lain, proses sinter menyebabkan bersatunya partikel
sedemikian rupa sehingga kepadatan bertambah. Selama proses ini terbentuklah
batas-batas butir, yang merupakan tahap rekristalisasi. Disamping itu gas yang
ada menguap. Temperatur sinter umumnya berada pada 0.7-0.9 dari temperatur cair
serbuk utama. Waktu pemanasan berbeda untuk jenis logam berlainan dan tidak
diperoleh manfaat tambahan dengan diperpanjangnya waktu pemanasan. Lingkungan
sangat berpengaruh karena bahan mentah terdiri dari partikel kecil yang
mempunyai daerah permukaan yang luas. Oleh karena itu lingkungan harus terdiri
dari gas reduksi atau nitrogen untuk mencegah terbantuknya lapisan oksida pada
permukaan selama proses sinter.
Gambar 2.3. Sintering
Sintering berlanjutan, yang digunakan untuk sebagian besar produksi, memiliki tiga ruang, antara lain :
1. Ruang yang dibakar untuk menguapkan bahan minyak
pelumas dengan tujuan untuk meningkatkan
kekuatan ikatan dan mencegah keretakan.
2. Ruang bersuhu tinggi untuk sintering.
3. Ruang pendigin.
Untuk mendapatkan sifat yang optimum, pengendalian yang
tepat dari suhu ruang permukaan sesuatu yang penting untuk keberhasilan sintering. Atmosfir oksigen bebas
penting untuk mengendalikan karburisasi dan dekarburisasi dari pemadatan besi
dan untuk mencegah oksidasi serbuk. Ruang hampa biasanya digunakan untuk
sintering campuran logam dan baja tahan karat. Gas paling umum digunakan untuk
sintering hydrogen, dipisahkan atau dibakar ammonia, sebagian gas hidrokarbon
dibakar dan nitrogen
Mekanisme sintering adalah kompleks dan tergantung pada
komposisi logam partikel sebagaimana parameter pemrosesan. Mekanisme sintering
adalah difusi, tahapan transport dan sintering tahapan cairan. Suhu meningkat,
dua partikel serbuk berdekatan mulai membentuk ikatan dengan mekanisme difusi
hasil dari ini, kekuatan, densitas, daktilitas, konduktivitas listrik dan panas
dari pemadatan meningkat. Pada waktu yang sama, pemadatan menyusut. Karenanya
kelonggaran harus dibuat untuk penyusutan ketika dilakukan pengecoran
Mekanisme sintering kedua adalah transport tahapan uap air.
Karena bahan yang dipanasi sangat dekat dengan suhu pengecoran, atom logam akan
melepaskan fase uap dari partikel-partikel. Pada geometri konvergen (interface
dari dua partikel), suhu pengecoran lebi tinggi dan tahapan uap air. Karenanya
interfas tumbuh dan menguat ketika masing-masing partikel menyusut secara
keseluruhan.
II.5 Finishing
Pada saat finishing porositas pada fully sintered masih
signifikan (4-15%). Untuk meningkatkan properties pada serbuk diperlukan
resintering, dan heat treatment. (Hirschhorn, 1969).
Dengan tujuan untuk peningkatan sifat dari produk, atau
untuk memberikan karakteristik khusus, beberapa pengoperasian tambahan dapat
dilakukan setelah proses sintering.
Bagian logam serbuk dapat ditujukan untuk proses
finising seperti di bawah ini :
- Pemrosesan enggan mesin : untuk berbagai sifat geometris
dengan penggilingan, pengeboran dan
penyadapan (untuk menghasilkan lubang).
- Penggilingan : Untuk meningkatkan keakuratan dimensi dan
permukaan
- Pelapisan : Untuk meningkatkan penampilan dan untuk korosi
- Perlakuan panas : Untuk meningkatkan kekerasan dan
kekuatan
BAB III PENUTUP
1. Proses metalurgi serbuk
memiliki banyak keuntungan antara lain :
2. Tidak menimbulkan tekstur
pada produk. Besar butir mudah dikendalikan
3. Mudah dalam pembuatan produk
beberapa paduan khusus yang susah didapatkan dengan proses pengecoran
(casting).
4. Porositas produk mudah
dikontrol
5. Cocok untuk digunakan pada
material dengan kemurnian tinggi.
6. Cocok untuk pembuatan material
komposit dengan matriks logam.
7. Menghasilkan produk yang baik
dan lebih ekonomis karena tidak ada material yang terbuang selama proses.
8. Porositas produk dapat
dikendalikan dan diatur.
9. Serbuk yang murni akan
menghasilkan produk yang murni dan Dapat menghasilkan produk dengan bahan yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7197-2702100009-bab2.pdf
http://shafwandi08.blogspot.com/2011/02/metalurgi-serbuk.html
http://harumdjaya.blogspot.com/2010/06/processing-of-powder-metals-pemprosesan.html
http://www.google.com/imgres?client=opera&hs=9KO&sa=X&tbm=isch&tbnid=tBF5rPItwYz_HM:&imgrefurl=http://www.substech.com/dokuwiki/doku.php%3Fid%3Ddie_pressing_of_metallic_powders&docid=t-Fk7KiCzBq2lM&imgurl=http://www.substech.com/dokuwiki/lib/exe/fetch.php%253Fw%253D%2526h%253D%2526cache%253Dcache%2526media%253Dpowder_pressing.png&w=549&h=725&ei=gLCqUp3tA86YlQWojYGoBA&zoom=1&ved=1t:3588,r:0,s:0,i:81&iact=rc&page=1&tbnh=181&tbnw=137&start=0&ndsp=12&tx=53&ty=57
Proses Metalurgi Powder Metal >>>>> Download Now
ReplyDelete>>>>> Download Full
Proses Metalurgi Powder Metal >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Proses Metalurgi Powder Metal >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK wK