THE TOYOTA WAY " LEAN MANUFACTURING"

LEAN MANUFACTURING
THE TOYOTA WAY

A.     PENDAHULUAN
TOYOTA adalah suatu organisasi sejati dan telah berevolusi dan belajar terus hampir satu abad.
Toyota telah menciptakan lean production yang dikenal dengan Toyota Production System (TPS) yang telah memicu transformasi global hampir segala jenis industry untuk mengikuti filosofi dan metode supply chain. Selain itu Toyota juga mempunyai kualitas tinggi, produktivitas tinggi ,keceptan berproduksi dan fleksibelitas.
     Menurut riset Customer Report, Toyota mengalahkan produk-produk yang lainya seperti BMW, GM dan Mercedez. Keberhasilan dari Toyota menjadi leader adalah metode peningkatan kualitas, antara lain:
-          JIT( Just In Time)\
-          Kaizen
-          One piece flow
-          Jidoka  
-          Heijunka ( meratakan scheduling )

Selain itu Toyota mengimplementasikan metodenya ke karyawanya dan memotivasinya, menumbuhkan kepemimpinan, tim, budaya, strategi dan mejalin komunikasi yang bauk dengan pemasok dan selalu belajar.
B.     ISI
I.    Lean Manufacturing dan Toyota Production System.
Didalam buku lean thingking, James Womack dan aniel Jones mendefinisikan lean manufacturing sebagai suatu proses yang terdiri dari lima langkah:
-          Mendefinisikan nilai bagi pelanggan.
-          Menetapkan value stream
-          Membuatnya mengalir
-          Ditarik oleh pelanggan
-          Berusaha keras untuk hal yang terbaik.
Jadi, perusahaan yang menggunakan proses lean harus mampu medefiniskan nilai bagi pelanggan kemudian menetapkan value stream kemudian terfokus dalam membuat produk tersebut mengalir tanpa terinterupsi ( one piece flow), satu system yang berdasarkan permintaan pelanggan dan suatu budaya dimana para pekerjanya bekerja keras untuk peningkatan terus menerus ( continuous improvement).
II.  Toyota Production System (TPS)
Taichi Ohno “ Segala sesuatu yang kami lakukan hanyalah mengamati garis waktu sejak pelanggan memberikan pesananya hingga saat kami mengumpulkan uang tunai. Dan kmai mengurangi garis waktu tersebut dengan menyingkirkan pemborosan yang tidak memberikan nilai tambah ( Ohno 1998)”.
Toyota baru mengembangkan Toyota Production System setelah Perang Dunia II, kondisi ini kebalikan dengan pesaing Toyota yaitu General Motors (GM) dan Ford. GM dan Ford menggunakan system massal dimana perusahaan memproduksi produk sebanyak mungkin dan semurah mungkin, sedangkan Toyota masih perusahaan yang kecil. Namun Toyota berpikir harus tetap memproduksi mobil dengan berbagai jenis demi memuaskan pelangganya. Oleh karena itu kunci operasi mereka adalah fleksibelitas. Bila anda merampingkan lead time dan memfokuskan pada produk yang fleksibelitas maka anda mendapatkan produk dengan kualitas tinggi, produk dengan kualitas tinggi, respon terhadap konsumen cepat dan pemanfaatan ruangan dan peralatan lebih baik.
III.  Seven Waste
Toyota telah mendefinisikan tujuh pemborosan yang tidak dapat menambahkan nilai dalam proses manufaktur dan bisnis, antara lain:
a.      Transportasi
Memindahkan produk dalam proses ( WIP ) dengan jarak jauh tidak efisien atau memindahkan atau mengantarkan produk jadi ke dalam atau ke luar gudang juga tidak efisien.
b.      Inventory
Kelebihan produk setengah jadi atau produk jadi dapat memperpanjang lead time, resiko kerusakan atau cacat  produk besar, biaya meningkat karena untuk penyimpanan atau maintenance karena rusak.
c.       Defect
Memproduksi produk cacat atau memperbaiki produk cacat merupakan penambahan waktu yang sia-sia.
d.      Unnecessary Movement
Gerakan yang tidak perlu ( gerakan Therblig) merupakan gerakan yang mengakibatkan pemborosan seperti mencari, meraih dll.
e.       Waiting Time
Karyawan menunggu produk yang belum sampai ke workstationya atau kehabisan material atau penumpukan (bottleneck) bahkan pengangguran karena keterlambatan proses termasuk dalam pemborosan.
f.        Over Process
Memproduksi produk dengan mesin yang kurang bagus atau memproduksi barang melebihi kualitas yang telah ditetapkan merupakan over proses dan termasuk dalam pemborosan.
g.      Over Production
Memproduksi secara massal merupakan pemborosan karena dapat meningkatkan biaya transportasi karena pemidahan produk ke dalam gudang, meningkatkan tenaga kerja dan dapat meningkatkan inventory yang dapat menimbulkan biaya tambahan.

C.     KESIMPULAN
Lean manufacturing merupakan suatu system yang merampingkan waktu, proses dan biaya. Toyota merupakan pelopor dari penemuan lean manufacturing tersebut kemudian perusahaan di dunia hampir meniru lean manufacturing.
Toyota Production System adalah system yang dikemukakan oleh Toyota, menurut Ohno mereka hanya mengamati dan merampingkan garis waktu dan menghilangkan pemborosan.
Dengan menerapkan The Toyota Ways dapat meningkatkan produktivitas tinggi, kualitas yang tinggi, respon kepada pelanggan cepat dan memanfaatkan ruangan dan peralatan dengan baik.

D.     DAFTAR PUSTAKA

Likker, Jefrrey. 2006. ”The Toyota Way”. Jakarta: Erlangga.

Comments

Popular posts from this blog

Komponen Kompresor

Pengertian Peta IDEF0 dan Cara Pembuatanya